Leading the Way in

Environmental Insights

and Inspiration

Leading the Way in
Environmental Insights and Inspiration

Laksanakan ERP, Environesia Siap Tanggap Darurat
Environesia Global Saraya

05 November 2021

environesia.co.id, Sleman – Sebagai upaya penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) pada perusahaan Konsultan Lingkungan, PT Environesia Global Saraya menyelenggarakan Emergency Response Plan di lingkungan kerja Environesia Company Group pada Rabu dan Kamis (3-4/11). Kegiatan Emergency Response Plan (ERP) atau yang dikenal dengan Simulasi Tanggap Darurat tersebut yang melibatkan seluruh crew dari PT Environesia Global Saraya, PT Greenlab Indo Global dan PT Bikin Indonesia Berdaya yang dilaksanakan di Grha Environesia. Kegiatan tersebut dikoordinir oleh Department QE-HESS (Quality Exelences – Health Environment Safety & Security) dari PT Environesia Global Saraya dan Divisi QE-HSE (Quality Exelences – Health Safety Environment) PT Greenlab Indo Global.

ERP pada tahun ini dilakukan dengan simulasi pada tiga kejadian, seperti  kejadian gempa bumi atau gunung meletus, kejadian kecelakaan pada lingkungan kerja seperti kejadian pingsan dan keracunan serta kejadian kebarakan di lingkungan kerja. Pada simulasi tersebut dilakukan oleh internal Environesia Company Group, dan khusus untuk simulasi kebakaran dipandu langsung oleh Tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Sleman.

Ucapan apresiasi diungkapkan oleh Tri Widodo Purnomo, S.Sos. sebagai perwakilan dari Tim Pemadam Kebakaran  (Damkar) Sleman atas kesempatan yang diberikan oleh Environesia kepada Tim Damkar Sleman sebagai pemandu agenda kesiapsiagaan tanggap darurat khususnya kejadian resiko kebakaran. “Terimakasih sekali PT Environesia Global Saraya, yang telah mengagendakan secara rutin, sehingga rasa kepedulian dari ancaman yang kita hadapi secara nyata bisa lebih siap untuk menghadapinya.” Ungkap Widodo.

Syahna Febrianastuti sebagai penanggung jawab program ERP menyampaikan bahwasanya ERP sendiri merupakan  kegiatan yang dilakukan oleh Top Management dan seluruh karyawan di lingkungan kerja Environesia Company Group yang bertujuan untuk mengantisipasi akan datangnya keadaan darurat. Harapannya jika terjadi suatu kondisi yang tidak diinginkan, seluruh orang di lingkungan kerja Environesia dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat.

Tak hanya itu, Syahna sebagai Staff Department QE-HESS PT Environesia Global Saraya mengungkapakan bahwa kegiatan ERP tersebut bertujuan untuk menyediakan informasi yang relevan dan pelatihan terakait dengan kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Kemudian utuk membimbing setiap individu yang berada dalam situasi kecelakaan atau keadaan tanggap darurat guna mencegah dan meminimalkan cedera, kerusakan aset dan kerugian meterial. Selanjutnya sebagai pencegahan atau meminimalisir dampak lingkungan akibat kecelakaan atau keadaan darurat yang terjadi. Dan yang terakhir, sebagai tinjauan dan revisi secara periodik proses dan tindakan tanggap darurat yang telah direncanakan khususnya setelah terjadi keadaan darurat atau setelah pengujian.

Andi Wim Ansharullah, S.T, M.Sc. sebagai Manager QE-HESS mengungkapkan bahwasanya Emergency Response Plan sebagai antisipasi bencana alam dan berbagai potensi kecelakaan kerja. Seperti yang telah banyak kita ketahui, bahwasanya Indonesia secara geografis terletak di cincin api atau ring of fire. Sedangkan Jogja sendiri merupakan lokasi yang rawan akan bencana, seperti adanya gunung merapi, patahan opak, potensi tsunami dari laut selatan. Oleh karena itu sangat penting rasanya mempersiapkan untuk tanggap akan berbagai situasi seperti masyarakat Jepang. Terlebih, Environesia telah tersertifikasi ISO:45001 tentang sistem Manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dimana salah satu klausulnya tentang bagaimana manajemen tanggap darurat. (admin/dnx)

Green Lifestyle: Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Environesia Global Saraya

29 October 2021

environesia.co.id – Kesadaran untuk senantiasan menjaga dan melestarikan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab pada semua individu. Termasuk kita semua yang ada di mana pun berada. Oleh karena itu kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain perlu untuk membentuk pola atau gaya hidup yang berkelanjutan serta ramah lingkungan.

Pola gaya hidup ramah lingkungan atau dikenal sebagai green lifestyle penting atau tidak, intinya kembali ke kita, bahwasanya wajib untuk menjaga lingkungan hidup. Oleh karena itu menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal terkecil di kehidupan sehari-hari. Jadi, intinya pola hidup ramah lingkungan sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan yang dimulai dari kelompok terkcecil yaitu individu.

Menerapkan pola gaya hidup ramah lingkungan dapat bisa kita mulai membiasakan dari hal-hal terkecil. Seperti membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenis sampahnya. Dan juga, membiasakan diri untuk melakukan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) pada pengelolaan sampah khususnya sampah rumah tangga.

Berikutnya hal sederhana yang dapat dilakukan yaitu menggunakan energi apa pun secara efektif dan efisien. Seperti tidak menyalakan lampu, AC atau kipas pada ruangan yang sedang tidak digunakan. Begitu pula pada energi bahan bakar untuk kendaraan. Jika ingin berbelanja di warung tetangga atau lokasi lain yang sekiranya dapat dijangkau, dapat dengan cara  berjalan kaki atau sepeda tanpa harus naik kendaraan bermotor untuk menghemat penggunaan BBM.

Pola hidup berikutnya yang sangat mudah dilakukan adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Seperti kegiatan berbelanja ke warung kelontong atau ke pusat perbelanjaan sangat dianjurkan untuk menggunakan tas reusable tanpa harus membuang kembali tas tersebut setelah digunakan. Tak hanya itu, kebiasaan mengurangi plastik sekali pakai, juga dengan menggunakan tumblr pribadi  ketika bepergian tanpa harus membeli air mineral kemasan plastik. (admin/dnx)

Terjauh Terluar, Proyek Konsultan Lingkungan Environesia
Environesia Global Saraya

27 October 2021

environesia.co.id – PT Environesia Global Saraya yang merupakan konsultan lingkungan terdepan di Indonesia. Sejak pertama kali berdiri pada tahun 2016 hingga saat ini telah menyelesaikan berbagai proyek yang tersebar di 33 dari 34 Provinsi se Indonesia dengan total lebih dari 200 pekerjaan. Ada pun sebagai perusahaan konsultan lingkungan nasional, Environesia telah beberapa kali mengerjakan berbagai pekerjaan yang berlokasi terjauh dan terluar dari Yogyakarta sebagai lokasi Environesia.

Dari ujung barat khususnya di Provinsi Aceh terdapat dua proyek sejenis , proyek tersebut datang daro PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Unit Induk Wilayah Aceh, di Kota Banda Aceh. Proyek tersebut berupa Pemantauan Lingkungan RKL-RPL (Rencana Pengelolaan Lingkungan-Rencana Pemantauan lingkungan) lokasi PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) dan Kantor Unit Gudang yang dimulai pada tahun 2020. Selain proyek tersebut juga terdapat proyek oleh PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Subulussalam dengan pekerjaan sejenis yaitu Pemantauan Lingkungan RKL-RPL pada tahun 2019.

Menuju salah satu titik terluar di Indonesia yang terletak di Utara, yaitu di Provinsi Kalimantan Utara. Environesia di Kalimantan Utara mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menyelesaikan pekerjaan Penyusunan Dokumen Lingkungan  untuk pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Labang dan PLBN Long Nawang pada tahun 2019. Proyek tersebut sebagai salah satu gerbang dan wajah Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia.

Serta di ujung Timur Indonesia, yaitu di Provinsi Papua, Environesia juga telah menangani proyek dari PT PLN (Persero) UIW Papua-Papua Barat yang terpusat di Kota Jayapura. Proyek tersebut berupa Pemantauan Air Limbah dan Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Hidup Operasional dan Lingkungan Kerja Gedung Kantor yang dilaksanakan pada tahun 2018 dan 2020. Selain dari pada itu, juda terdapat proyek berupa Jasa Penerapan Sistem Manajemen Terpadu (ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO 45001:2018 dan Sistem Manajemen Pengamanan) yang dilaksanakan pada tahun 2020.

Itu dia berbagai proyek Environesia, yang membuktikan bahwa Environesia merupakan Konsultan Lingkungan Terdepan dengan jangkauan kerja yang sangat luas se Indonesia. Membuktikan pula bahwa PT Environesia Global Saraya merupakan Konsultan Lingkungan Terdepan di Indonesia. (admin/dnx)

Jejak Karbon, Jejak Emisi Gas Rumah Kaca
Environesia Global Saraya

26 October 2021

environesia.co.id – Jejak karbon merupakan jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pribadi atau kelompok dalam melakukan kegiatannya per periode tertentu. Gas-gas rumah kaca tersebut sebagai pengikat radiasi sinar matahari yang dipantulkan oleh bumi dan yang datang dari luar angkasa.

Secara alami, gas rumah kaca tersebut di atmosfer berfungsi sebagai penjaga permukaan bumi tetap hangat. Kika gas-gas rumah kaca tidak bekerja, maka suhu permukaan bumi akan lebih dingin, sehingga tidak mendukung kehidupan permukaan bumi seperti saat ini.

Dari iesr.co.id dijelaskan bahwa United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menetapkan enam jenis gas rumah kaca yang dihasilkan oleh tindakan manusia: Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Nitro Oksida (N2O), Hydrofluorocarbons (HFCs), Perfluorocarbons (PFCs) dan Sulfur hexafluoride (SF6).

Menurut hasil observasi, suhu permukaan bumi  sudah naik rata-rata sebesar 1°C sejak awal revolusi industri (akhir abad ke-18) dan kenaikan ini akan mencapai 2°C pada pertengahan abad ini dan lebih dari 3,5°C pada akhir 2100 jika tidak dilakukan tindakan drastis untuk mengurangi laju pertambahan emisi gas rumah kaca dari aktifitas manusia

Jejak karbon dinyaatakan dalam satuan ton setara CO2 (tCO2e) atau kg setara CO2 (tCO2e), hal ini karena gas rumah kaca bukan hanya karbon dioksida CO2 dan dampaknya terhadap pemanasan global pun berbeda-beda.

Jejak karbon sendiri berdasarkan kutipan dari dlh.karanganyar.go.id bahwasanya dihasilkan dari berbagai seumber seperti Individu, Organisasi,  Kegiatan dan Produk.

Peternakan merupakan salah satu penyumbang jejak karbon yang besar. Dikutip dari nasional.tempo.co dikatakan bahwa  gas metana yang dikeluarkan ternak, terutama sapi, mencapai 14,5 persen dari total emisi gas rumah kaca di dunia. (admin/dnx)

Sumur Resapan, Untuk apa?
Environesia Global Saraya

25 October 2021

environesia.co.id - Sumur Resapan merupakan rekayasa konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai sumur galian dengan kedalaman tertentu. Sumur resapan ini kebalikan dari sumur air minum. Berbeda dengan sumur air minum yang berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan, sumur resapan merupakan lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah.

Syarat – syarat yang harus di ketahui ketika membangun sumur resapan. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-2453-2002, persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan antara lain;

  1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.
  2. Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum 5 m diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 m dari fondasi bangunan
  3. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2 m di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,5 m pada musim hujan.
  4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm/jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu sebagai berikut.
  • Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm/jam.
  • Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm/jam.
  • Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm/jam.

Manfaat ketika membangun sumur resapan di lingkungan, seperti; menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah sehingga dapat menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat mencegah intrusi air laut, mengisi pori-pori tanah yang akan mencegah terjadinya penurunan tanah, mereduksi dimensi jaringan drainase, menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah, mempertahankan tinggi muka air tanah  dan mengurangi limpasan permukaan sehingga dapat mencegah banjir. (admin/dnx)

Green Building Konsep Bangunan Berkelanjutan
Environesia Global Saraya

22 October 2021

environesia.co.id – Green building merupakan perencanaan bangunan untuk membuat hidup lebih baik dan memenuhi kebutuhan generasi berikutnya. Khususnya yang berkaitan dengan kelestarian alam, kesehatan, dan juga sosial. Penerapan konsep green building dapat diimplementasikan di berbagai bangunan, seperti hunian pribadi, apartemen, pertokoan, pertokoan dan bangunan lain baik bersifat publik atau pun prifat.

Konsep green building berkaitan dengan bagaimana konsep bangunan yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, konsep green building bukanlah konsep yang eksklusif yang hanya dapat dijangkau oleh menengahke atas, akan tetapi konsep tersebut merupakan konsep yang inklusif dapat terjangkau oleh kalangan yang lebih luas. Sebagaimana contoh, konsep green building juga dapat diterapkan pada perumahan subsidi.

Secara umum, green building merupakan perencanaan bangunan untuk membuat hidup lebih baik dan memenuhi kebutuhan generasi berikutnya. Khususnya yang berkaitan dengan kelestarian alam, kesehatan, dan juga sosial. Oleh karena itu green building disebut sebagai bangun kehidupan untuk masa depan.

Bangunan ramah lingkungan berupa fisiensi pada empat faktor, di antaranya;

Efisiensi Desain Struktur

Merupakan dasar dalam setiap proyek konstruksi pada tahap konsep dan penyusunan desain. Tahap ini juga mempengaruhi ongkos dan beban kinerja proyek. Konsep green building pada tahap ini adalah meminimalisir dampak pembangunan, dimulai dari awal pelaksanaan hingga pemanfaatan.

Efisiensi Energi

Penggunaan energi, sangat berpengaruh bagi lingkungan. Pada konsep green building berupaya pada langkah-langkah menghemat energi. Energi yang dibutuhkan pada operasional sehari-hari seperti udara dan sinar matahari temasuk ke pemanfaatan pada bangunan. Seperti, bangnan yang memanfaatkan kayu cenderung menghasilkan energi pembuangan lebih rendah ketimbang bahan dari batu, beton, atau baja. Efisiensi energi pada bangunan juga termasuk juga penggunaan listrik.

Efisiensi Air

Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Sementara, sering terjadi kekurangan atau kelbihan pasokan air pada suatu wilayah tertentu. Oleh karena itu, dalam konsep green building memiliki konsep bagaimana cara mendapatkan air dan pengelolaannya yang ramah lingkungan.

Efisiensi Material

Pembangunan tentu berkaitan dengan material penyusunnya. Hal ini juga ada hubungannya dengan efisiensi desain struktur. Untuk menerapkan konsep green building sebaiknya memakai material yang sesuai kebutuhan, tidak lebih dan tidak juga kurang. Patut diingat, semakin banyak material yang dipakai, maka akan semakin memberatkan dana pembangunan, dampak pada lingkungan, pengeluaran energi dalam konstruksi, dan sebagainya.

Dengan diterapkannya konsep green building akan memberikan berbagai manfaat bagi pemilik dan pengelola bangunan yang telah mengimplementasikan konsep green building tersebut. Manfaat tersebut berupa adanya penghematan khususnya pada bahan material, energi dan air, kemudian juga akan memberikan peningkatan produktivitas dan kualitas kidup dikarenakan kondisi bangunan yang lebih bersahabat dan meningkatkan mood, oleh karena itu penghuni green building akan merasa lebih sehat, serta bangunan tersebut akan lebih memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bangunan konvensional.  (admin/dnx)

footer_epic

Ready to Collaborate with Us?

Dengan layanan konsultasi lingkungan dan uji laboratorium yang telah tersertifikasi KAN, Environesia siap menjadi solusi untuk kemudahan dan efisiensi waktu dengan output yang berkualitas